VersiJawa Gandamana yaiku adike Dewi Gandawati, permaisurine Prabu Drupada ana ing kerajaan Cempalaradya (Pancala). " sok emben waktu perang Baratayuda, Harya Suman kuwi matine bakalan ngenes. Awake Harya Suman bakalan tercabik-cabik lan ajur, cangkeme sing dikanggoake mung kanggo fitnah lan ngomong tetembungan sing ngayawara kuwi Kitab Baratayuda disebut juga dengan Kakawin Bhāratayuddha, merupakan karya sastra Jawa Kuno yang awalnya ditulis oleh Mpu Sedah lalu kemudian dilanjutkan oleh Mpu Panuluh. Adapun isi dari Kakawin Baratayuda ini adalah kisah perang saudara antara Korawa dan Pandawa, peperangannya sendiri disebut dengan istilah Perang Bharatayuddha. Kitab Bhāratayuddha ditulis atas perintah Maharaja Jayabaya di tahun 1157, ia adalah penguasa dari Kerajaan Kediri. Sebenarnya kitab ini merupakan simbolisme dari perang saudara yang terjadi antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Kedua kerajaan ini sama sama merupakan keturunan raja Erlangga. Pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwana V, Kitab Bhāratayuddha digubah dengan menggunakan bahasa jawa baru oleh pujangga bernama Yadisapura. Hasil gubahan tersebut kemudian dikenal dengan nama Serat Barathayudha. Dengan demikian, kitab Baratayuda adalah karya sastra Jawa Kuno yang awalnya ditulis oleh Mpu Sedah lalu kemudian dilanjutkan oleh Mpu Panuluh yang berisi kisah perang saudara antara Korawa dan Pandawa. SELAMATDATANG DI TRIT ANE YG SEDERHANA INSYAALLAH NO REPOST, SILAHKAN CEK REPOST CEK REPOST Mengenal Bapak Perfilman Indonesia, Usmar Ismail Ismail lahir di Bukittinggi pada 20 Maret 1921 dari pasangan Datuk Tumenggung Ismail, guru Sekolah Kedokteran di Padang, dan Siti Fatimah. Karena dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang taat beribadah, Usmar sudah pandai mengaji pada us 0% found this document useful 0 votes289 views11 pagesOriginal TitleKisah Baratayuda,Mahabarata Versi IndonesiaCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes289 views11 pagesKisah Baratayuda, Mahabarata Versi IndonesiaOriginal TitleKisah Baratayuda,Mahabarata Versi IndonesiaJump to Page You are on page 1of 11 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 10 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
inilahkisah baratayuda perang besar mahabarata versi. tokoh wayang dalam lakon kurawa dan pandawa di tanah air. gambar wayang wayang mahabharata 2 djawa June 9th, 2018 - Setiap Bulan Purnama Cerita Wayang Bahasa Jawa Ramayana Bisa Dinikmati Di Kawasan Candi Prambanan
Versi Jawa Baratayuda Baratayuda adalah istilah yang dipakai di Indonesia untuk menyebut perang besar di Kurukshetra antara keluarga Pandawa melawan Korawa. Perang ini merupakan klimaks dari kisah MahaBharata, yaitu sebuah wiracarita terkenal dari India. Istilah Baratayuda berasal dari kata Bharatayuddha, yaitu judul sebuah naskah kakawin berbahasa Jawa Kuna yang ditulis pada tahun 1157 oleh Mpu Sedah atas perintah Maharaja Jayabhaya, raja Kerajaan Kadiri. Kisah Kakawin Bharatayuddha kemudian diadaptasi ke dalam bahasa Jawa Baru dengan judul Serat Bratayuda oleh pujangga Yasadipura I pada zaman Kasunanan Surakarta. Di Yogyakarta, cerita Baratayuda ditulis ulang dengan judul Serat Purwakandha pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwana V. Penulisannya dimulai pada 29 Oktober 1847 hingga 30 Juli 1848. Sebab Peperangan Sama halnya dengan versi aslinya, yaitu versi MahaBharata, perang Baratayuda merupakan puncak perselisihan antara keluarga Pandawa yang dipimpin oleh Puntadewa atau Yudistira melawan sepupu mereka, yaitu para Korawa yang dipimpin oleh Duryudana. Akan tetapi versi pewayangan menyebut perang Baratayuda sebagai peristiwa yang sudah ditetapkan kejadiannya oleh dewata. Konon, sebelum Pandawa dan Korawa dilahirkan, perang ini sudah ditetapkan akan terjadi. Bibit perselisihan antara Pandawa dan Korawa dimulai sejak orang tua mereka masih sama-sama muda. Pandu, ayah para Pandawa suatu hari membawa pulang tiga orang putri dari tiga negara, bernama Kunti, Gendari, dan Madrim. Salah satu dari mereka dipersembahkan kepada Dretarastra, kakaknya yang buta. Dretarastra memutuskan untuk memilih Gendari, sehingga membuat putri dari Kerajaan Plasajenar itu tersinggung dan sakit hati. Ia pun bersumpah keturunannya kelak akan menjadi musuh bebuyutan anak-anak Pandu. Gendari dan adiknya, bernama Sengkuni, mendidik anak-anaknya yang berjumlah seratus orang untuk selalu memusuhi anak-anak Pandu. Ketika Pandu meninggal, anak-anaknya semakin menderita. nyawa mereka selalu diincar oleh sepupu mereka, yaitu para Korawa. Kisah-kisah selanjutnya tidak jauh berbeda dengan versi MahaBharata, antara lain usaha pembunuhan Pandawa dalam istana yang terbakar, sampai perebutan Kerajaan Amarta melalui permainan dadu. Akibat kekalahan dalam perjudian tersebut, para Pandawa harus menjalani hukuman pengasingan di Hutan Kamiyaka selama 12 tahun, ditambah dengan setahun menyamar sebagai orang rakyat jelata di Kerajaan Wirata. Namun setelah masa hukuman berakhir, para Korawa menolak mengembalikan hak-hak para Pandawa. Keputusan inilah yang membuat perang Baratayuda tidak dapat dihindari lagi. Kitab Jitabsara Dalam pewayangan Jawa dikenal adanya sebuah kitab yang tidak terdapat dalam versi MahaBharata. Kitab tersebut bernama Jitabsara berisi tentang urutan siapa saja yang akan menjadi korban dalam perang Baratayuda. kitab ini ditulis oleh Batara Penyarikan, atas perintah Batara Guru, raja kahyangan. Kresna raja Kerajaan Dwarawati yang menjadi penasihat pihak Pandawa berhasil mencuri kitab tersebut dengan menyamar sebagai seekor lebah putih. Namun, sebagai seorang ksatria, ia tidak mengambilnya begitu saja. Batara Guru merelakan kitab Jitabsara menjadi milik Kresna, asalkan ia selalu menjaga kerahasiaan isinya, serta menukarnya dengan Kembang wijayakusuma, yaitu bunga pusaka milik Kresna yang bisa digunakan untuk menghidupkan orang mati. Kresna menyanggupinya. Sejak saat itu Kresna kehilangan kemampuannya untuk menghidupkan orang mati, namun ia mengetahui dengan pasti siapa saja yang akan gugur di dalam Baratayuda sesuai isi Jitabsara yang telah ditakdirkan dewata. Aturan Peperangan Jalannya perang Baratayuda versi pewayangan sedikit berbeda dengan perang versi MahaBharata. Menurut versi Jawa, pertempuran diatur sedemikian rupa sehingga hanya tokoh-tokoh tertentu yang ditunjuk saja yang maju perang, sedangkan yang lain menunggu giliran untuk maju. Sebagai contoh, apabila dalam versi MahaBharata, Duryodhana sering bertemu dan terlibat pertempuran melawan Bimasena, maka dalam pewayangan mereka hanya bertemu sekali, yaitu pada hari terakhir di mana Duryudana tewas di tangan Bima. Dalam pihak Pandawa yang bertugas mengatur siasat peperangan adalah Kresna. Ia yang berhak memutuskan siapa yang harus maju, dan siapa yang harus mundur. sementara itu di pihak Korawa semuanya diatur oleh Duryudana sendiri, yang seringkali dilakukannya tanpa perhitungan cermat. Pembagian babak Di bawah ini disajikan pembagian kisah Baratayuda menurut versi pewayangan Jawa. Babak 1 Seta Gugur Babak 2 Tawur Bisma Gugur Babak 3 Paluhan Bogadenta Gugur Babak 4 Ranjapan Abimanyu Gugur Babak 5 Timpalan Burisrawa Gugur atau Dursasana Gugur Babak 6 Suluhan Gatotkaca Gugur Babak 7 Karna Tanding Babak 8 Rubuhan Duryudana Gugur Babak 9 Lahirnya Parikesit Karena kisah Baratayuda yang tersebar di Indonesia dipengaruhi oleh kisah sisipan yang tidak terdapat dalam kitab aslinya, mungkin banyak terdapat perbedaan sesuai dengan daerah masing-masing. Meskipun demikian, inti kisahnya sama. Babak pertama Dikisahkan, Bharatayuddha diawali dengan pengangkatan senapati agung atau pimpinan perang kedua belah pihak. Pihak Pandawa mengangkat Resi Seta sebagai pimpinan perang dengan pendamping di sayap kanan Arya Utara dan sayap kiri Arya Wratsangka. Ketiganya terkenal ketangguhannya dan berasal dari Kerajaan Wirata yang mendukung Pandawa. Pandawa menggunakan siasat perang Brajatikswa yang berarti senjata tajam. Sementara di pihak Kurawa mengangkat Bisma Resi Bisma sebagai pimpinan perang dengan pendamping Pendeta Drona dan prabu Salya, raja kerajaan Mandaraka yang mendukung Korawa. Bisma menggunakan siasat Wukirjaladri yang berarti “gunung samudra.” Balatentara Korawa menyerang laksana gelombang lautan yang menggulung-gulung, sedang pasukan Pandawa yang dipimpin Resi Seta menyerang dengan dahsyat seperti senjata yang menusuk langsung ke pusat kematian. Sementara itu Rukmarata, putra Prabu Salya datang ke Kurukshetra untuk menonton jalannya perang. Meski bukan anggota pasukan perang, dan berada di luar garis peperangan, ia telah melanggar aturan perang, dengan bermaksud membunuh Resi Seta, Pimpinan Perang Pandawa. Rukmarata memanah Resi Seta namun panahnya tidak melukai sasaran. Setelah melihat siapa yang memanahnya, yakni seorang pangeran muda yang berada di dalam kereta di luar garis pertempuran, Resi Seta kemudian mendesak pasukan lawan ke arah Rukmarata. Setelah kereta Rukmarata berada di tengah pertempuran, Resi Seta segera menghantam dengan gada pemukul Kyai Pecatnyawa, hingga hancur berkeping-keping. Rukmarata, putera mahkota Mandaraka tewas seketika. Dalam peperangan tersebut Arya Utara gugur di tangan Prabu Salya sedangkan Arya Wratsangka tewas oleh Pendeta Drona. Bisma dengan bersenjatakan Aji Nagakruraya, Aji Dahana, busur Naracabala, Panah kyai Cundarawa, serta senjata Kyai Salukat berhadapan dengan Resi Seta yang bersenjata gada Kyai Lukitapati, pengantar kematian bagi yang mendekatinya. Pertarungan keduanya dikisahkan sangat seimbang dan seru, hingga akhirnya Bisma dapat menewaskan Resi Seta. Bharatayuddha babak pertama diakhiri dengan sukacita pihak Korawa karena kematian pimpinan perang Pandawa. Babak Kedua Setelah Resi Seta gugur, Pandawa kemudian mengangkat Drestadyumna Trustajumena sebagai pimpinan perangnya dalam perang Bharatayuddha. Sedangkan Bisma tetap menjadi pimpinan perang Korawa. Dalam babak ini kedua kubu berperang dengan siasat yang sama yaitu Garudanglayang Garuda terbang. Dalam pertempuran ini dua anggota Korawa, Wikataboma dan kembarannya, Bomawikata, terbunuh setelah kepala keduanya diadu oleh Bima. Sementara itu beberapa raja sekutu Korawa juga terbunuh dalam babak ini. Diantaranya Prabu Sumarma, raja Trigartapura tewas oleh Bima, Prabu Dirgantara terbunuh oleh Arya Satyaki, Prabu Dirgandana tewas di tangan Arya Sangasanga anak Setyaki, Prabu Dirgasara dan Surasudirga tewas di tangan Gatotkaca, dan Prabu Malawapati, raja Malawa tewas terkena panah Hrudadali milik Arjuna. Bisma setelah melihat komandan pasukannya berguguran kemudian maju ke medan pertempuran, mendesak maju menggempur lawan. Atas petunjuk Kresna, Pandawa kemudian mengirim Dewi Wara Srikandi untuk maju menghadapi Bisma. Dengan tampilnya prajurit wanita tersebut, Bisma merasa bahwa tiba waktunya maut menjemputnya, sesuai dengan kutukan Dewi Amba yang tewas di tangan Bisma. Bisma gugur dengan perantaraan panah Hrudadali milik Arjuna yang dilepaskan oleh istrinya, Srikandi. Tawur demi kemenangan Dalam babak ini juga diadakan korban demi syarat kemenangan pihak yang sedang berperang. Resi Ijrapa dan anaknya Rawan dengan sukarela menyediakan diri sebagai korban Tawur bagi Pandawa. Keduanya pernah ditolong Bima dari bahaya raksasa. Selain itu satria Pandawa terkemuka, Antareja yang merupakan putra Bima juga bersedia menjadi tawur dengan cara menjilat bekas kakinya hingga tewas. Sementara itu Sagotra, hartawan yang berhutang budi pada Arjuna ingin menjadi korban bagi Pandawa. Namun karena tidak tahu arah, ia bertemu dengan Korawa. Oleh tipu muslihat Korawa, ia akan dipertemukan dengan Arjuna, namun dibawa ke Astina. Sagotra dipaksa menjadi tawur bagi Korawa, namun menolak mentah-mentah. Akhirnya, Dursasana, salah satu anggota Kurawa membunuhnya dengan alasan sebagai tawur pihak Korawa. Kutipan dari Kakawin Bharatayuddha Kutipan di bawah ini mengambarkan suasana perang di Kurukshetra, yaitu setelah pihak Pandawa yang dipimpin oleh Raja Drupada menyusun sebuah barisan yang diberi nama “Garuda” yang sangat hebat untuk menggempur pasukan Korawa. Setelah selesai dipuja oleh ksatria semuanya, maka pada siang hari berangkatlah Sang Raja putera Drupada, setibanya telah siap mengatur barisan yang sangat membahayakan, nama barisannya yang berbahaya ialah “Garuda” yang masyur gagah berani Raja Drupada merupakan kepala dan tak lain Arjuna sebagai paruh, para Raja merupakan punggung dan Maharaja Yudistira sebagai pimpinan, sayap bagian kanan merupakan Sang Drestadyumna bersama bala tentara, sayap kiri merupakan Bhima yang terkenal kekuatannya dan Satyaki pada ekornya Hal itu ditiru pula oleh Sang Duryodana. Sang Sakuni merupakan kepala dan ditetapkan Raja Madra sebagai paruh, sayap kanan kiri adalah Rsi Bhisma dan pendeta Drona merupakan telinga, Raja Kuru merupakan punggung dan Sang Dursasana pada ekor Setelah semuanya selesai mengatur barisan kala itu Rsi Bhisma maju ke muka, merusak bagian luar pasukan Pandawa dengan panah, dibalas oleh Arjuna berlipat ganda menyerang dengan panah, ditambah pula diterjang oleh Sang Bima sehingga banyak bergelimpangan Sebab itu binasa hancur luluh dan tak seorang pun hendak membalas, entah berapa ratus pahlawan yang gugur dipanah, Raja Kuru – Pendeta Kripa – Raja Salya – dan Sang Dursasana serta Sang Sakuni, sama-sama lari menuju Rsi Bhisma dan Pendeta Drona yang merupakan taruhan Niscaya akan bubar lari tunggang langgang para pahlawan bangsa Kaurawa, jika tidak disuruh oleh Rsi Bhisma dan Pendeta Drona agar mereka mundur, ditambah pula keadaan gelap karena mengepulnya debu membuat mereka bingung tidak tahu keadaan, akhirnya keadaan terang karena darah berhamburan memadamkan debu. Setelah gelap menghilang darah seakan-akan air laut pasang, yang merupakan lumpurnya adalah kain perhiasan para pahlawan yang gugur saling bantai, bangkai gajah dan kuda sebagai karangnya dan senjata panah yang bertaburan laksana pandan yang rimbun, sebagai orang menyusun suatu karangan para pahlawan yang tak merasa takut membalas dendam Ketika itu rupanya Arjuna menjadi gelisah dan agak kecewa, setelah ia melihat Raja-Raja yang secara menyedihkan terbunuh dalam keretanya, di sanalah terdapat Sang Irawan, anak Sang Arjuna dengan Dewi Ulupi yang gugur dalam pertempuran melawan Sang Srenggi, seorang rakshasa yang ulung Upayamenjaring kaum muda tak hanya disuguhkan Ki Bambang Asmoro dengan menggunakan konsep Pakeliran Padat. Namun juga lewat kolaborasi dengan bidang seni lainnya. Meski demikian, penggunaan bahasa Jawa klasik tetap dirasa menjadi kendala, walaupun dari sisi aspek rasa, memang lebih mantap menonton pertunjukan wayang dalam versi bahasa aslinya.
Uploaded byM Yusuf Dali 0% found this document useful 0 votes1K views7 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes1K views7 pagesBaratayudaUploaded byM Yusuf Dali Full descriptionJump to Page You are on page 1of 7Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 4 to 6 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
sejarahasal usul perang baratayudha. cerita baratayuda versi jawa â€" basedroid. perang baratayudha ilmu hikmah khodam malaikat langit. macam macam cerita wayang kulit perang bharatayudha. jurnal anak muda cerita perang baratayudha. 04 kisah perang baratayuda mahabharata blog. fakta ilmiah adanya perang mahabharata perang nuklir Aksi Arjuna dalam pertempuran dapat kita simak dari narasi wayang mahabharata basa jawa arjuna dalam perang baratayuda di bawah ini. Kisah ini menceritakan bagaimana pelecok satu ksatria Pandawa mengalahkan lawan yang tak tidak adalah Para Kurawa dalam sebuah penampikan ki akbar yang dikenal dengan sebutan perang baratayuda. Ana jroning perang Baratayuda Arjuna dadi senopati Para Pandawa sing kedadeyan mateni akeh para satriya Kurawa karo senotapi-senopati liyane. Sing nyenyat neng tangan Arjuna yaiku Raden Jayadrata sing wis mateni Abimanyu, Raden Citraksa, Ratu Bogadenta, Raden Burisrawa, Adipati Karna, lan Raden Citraksi. Isih neng njero perang Baratayuda, Arjuna sing entas kelangan putrane dadi kelangan semangat, ditambahi temperatur lan sedulur-sedulure siji-poro siji ceblok neng nglan Kurusetra. Prabu Kresna nuli menehi pituduh menawa jero perang kuwi ora ana kanca lan mungsuh, kakang-adhi utawa guru-petatar kabehe yaiku takdir lan kudu dilakoni. Wulangan iki dikenal karo jeneng Bagawat Gita. Sing nggawe nyawa ksatria panengah pandawa kesebut bali menyala wektu arep ngadhepi Adipati Karna. Sakwise panguburan para pahlawan sing ceblok jero perang Baratayuda lan pangalungguhanan Prabu Puntadewa dadi raja Astina karo gelar Mungkin, Arjuna nglakoni embaran kakange karo ngenekake sacawis Objek jaran utawa karan sacawis Aswameda. Arjuna sing diiringi sepasukan tentara Astina nuli meloni seekor jaran kendia jaran kuwi mlaku lan kerajan-kerajan sing diliwati aswa kesebut kudu tungkul nang Astina, nek ora Arjuna lan pasukannya arep nempuh kerajan kesebut. Kabeh kerajan sing diliwati jaran kesebut jebulna boleh dikalahake. Sakwise Perang Baratayuda buyar, Dewi Banowati sing nyat wis suwe selingkuh karo Arjuna banjur dibojokene. Sadurunge Arjuna wis nduweni sawong nona saka Peri Banowati. Neng wektu den samya Prabu Duryudana sing anyak pamasaran karo hubungane bojone lan Arjuna nuli celathu menawa nek sing lair bayi wadon, kuwi yaiku putri saka Arjuna lan Banowati arep diusir taci nek kuwi lanang mula kuwi yaiku anake dheweke. Wektu kanak-kanak anyir kesebut lair jebulna yaiku sawong wadon. Terimalah terus bagaimana hidup Banowati setelah anak asuh yang lahir dari rahimnya adalah seorang anak cewek? Apakah suaminya bersusila-ter-hormat akan mengusirnya? Alias peristiwa itu hanya gaham semata? Simultan yuk kita simak dalam cerita wayang mahabharata basa jawa arjuna intern perang baratayuda seterusnya. Banowati kacau banget arep hal kuwi. Mbuk dhuwur tulungan Kresna, bayi kesebut diijol sadurung Prabu Duryudana ndelenge. Orok wadon sing nuli diasuh saka Peri Manuhara, bojo Arjuna sing liya banjur neng wenehi jeneng Endang Pergiwati. Amarga kelairane akrab padha karo putri Haur Manuhara sing nduwe jeneng Endang Pergiwa, nuli sakarone neng aku kembar. Kembali kanggo putra saka Dewi Banowati lan Syah Duryudana, Paduka Kresna njupuk sawong anak asuh gandrawa lan diwenehi jeneng Lesmana Mandrakumara. Amarga dheweke yaiku anak asuh gandrawa sing dipuja dadi manusia, mula Lesmana Mandrakumara nduweni aten-aten sing cengeng lan radha bebal. Malang kanggo Dewi Banowati, nang bengi dheweke lagi mengasuh Parikesit, dheweke dipateni saka Aswatama sing bersekongkol karo Kartamarma lan Resi Krepa kanggo mateni Parikesit sing isih Jabang bayi. Didina den samya Dewi Srikandi, lan Pancawala uga dipateni wektu pula turu. Untunglah bayi parikesit sing nangis nuli menendang senjata Pasopati sing neng taruh Arjuna neng cedhake lan mateni Aswatama. Arjuna sing lagi sedhih amarga Banowati wis dipateni bareng Haur Srikandi nuli nggoleki sawong putri sing mirip karo Bidadari Banowati. Nona kesebut yaiku Dewi Citrahoyi, bojo Tuanku Arjunapati sing uga murid saka ratu Kresna. Tuanku Kresna sing tanggep arep keadaan kuwi nuli njaluk Sinuhun Arjunapati ngabangna bojone nang Arjuna. Prabu Arjunapati sing tersinggung arep hal kuwi menantang Prabu Kresna berperang lan jero pertempuran kuwi Prabu Arjunapati ceblok sampyuh karo Patih Udawa lan Dewi Citrahoyi nuli dadi bojo Arjuna. Arjuna nuli bali menyang Astina lan akhir uripe diceritoke mati moksa karo kapapat sedulure lan Dewi Drupadi. Demikian aksi dari Arjuna dalam perang baratayuda, cucu adam pria tampan nan memiliki kekuatan sakti serta pusaka banyak sedikit banyak dapat menggambarkan salah satu tokoh pewayangan nan termasuk dalam tokoh Pendawa Panca tersebut. Terima anugerah telah menyimak kisahan n komedi didong mahabharaata basa jawa arjuna dalam perang baratayuda. Lebih Banyak Narasi Wayang Bisa Lihat di Link Ini ” Koleksi Narasi Wayang “ cerita wayang, cerita wayang golek bahasa jawa, cerita wayang kerucil kulit, kisahan wayang beber, cerita wayang kelitik ramayana, cerita wayang patung, cerita wayang mahabarata, cerita n komedi didong arjuna, kisah wayang bentang berasal berpangkal, cerita wayang bahasa jawa arjuna,kisahan n komedi didong abimanyu dalam bahasa jawa, cerita wayang arjuna bahasa jawa, kisahan wayang kelitik antasena, cerita wayang golek adipati karna, cerita wayang adalah, narasi n komedi didong anoman duta, cerita wayang arjuna dan srikandi,cerita wayang bima, kisah n komedi didong bahasa jawa singkat, narasi wayang bahasa jawa semar, bahasa jawa cerita wayang, gaya bahasa kisahan wayang kerucil,bahasa jawa cerita wayang ramayana, bahasa jawa cerita wayang kelitik ramayana sintha kandhusta, cerita wayang kelitik b jawa, cerita wayang golek sumir, cerita wayang cerita wayang kelitik kisah wayang pendek, kisah wayang cangik, kisahan wayang cangik dalam bahasa jawa,cerita wayang kadam manik astagina, narasi wayang kerucil cepot,cerita wayang cekak, kisah wayang patung caranggana, kisah n komedi didong cinta, cerita wayang kerucil citraksi, kisahan wayang citraksa, kisah wayang golek candrabirawa intern bahasa jawa ,cerita wayang kerucil n domestik bahasa jawa, kisah wayang batara ruci, cerita wayang dewi sinta dalam bahasa jawa, cerita wayang duryudana dalam bahasa jawa, cerita wayang dewa ruci dalam bahasa jawa, kisahan wayang peri sinta, narasi wayang dewi kunti, cerita wayang dewi anjani, kisahan wayang dalam bahasa jawa singkat, cerita wayang kerucil dalam bahasa sunda, cerita di wayang, cerita di wayang hari ini, gambar dan cerita wayang, buram dan narasi wayang kulit, judul dan cerita wayang, pemrakarsa dan cerita wayang, batara di cerita wayang, cerita wayang ekalaya, cerita wayang kelitik epos mahabarata, kisah wayang entus, cerita wayang patung bambang ekalaya, cerita wayang gapura entus, cerita wayang patung golek erawan palastra, cerita wayang golek cekel indralaya, cerita wayang wahyu ekajati, cerita wayang pencetus entus, cerita wayang borek enthus, cerita wayang full, cerita wayang kelitik fabel, cerita wayang versi jawa, cerita wayang free, cerita wayang kelitik full, narasi wayang kerucil kulit full, manfaat cerita wayang, filosofi cerita wayang,khasiat cerita wayang di indonesia, download cerita wayang full, kisah wayang gareng, kisahan wayang kelitik bahasa sunda, cerita wayang kerucil gatotkaca bahasa jawa, narasi wayang gareng dalam bahasa jawa, cerita wayang gatotkaca luruh, cerita wayang golek si cepot, kisah wayang gugure abimanyu, narasi n komedi didong absurd, cerita wayang hanoman, kisah wayang hanoman internal bahasa jawa, cerita wayang kelucuan, kisahan wayang hot, cerita wayang arjuno sosro krido, kisah wayang anoman sumir, kisah wayang hanoman kerumahtanggaan bahasa sunda, cerita wayang golek tahun ini, cerita wayang hasil karya paduka kalijaga, cerita n komedi didong anoman memori cerita wayang golek indonesia, kisahan wayang ing tlatah jawa biasane asale soko kitab, cerita wayang patung indrajit, narasi wayang india, cerita n komedi didong indrajit privat bahasa jawa, kisah wayang kelitik iku asale soko ngendi, cerita wayang iku asale saka ngendi, kisahan n komedi didong ing basa jawa, cerita wayang kerucil islam, cerita wayang islami, cerita wayang jawa, kisahan wayang jawa pendek, cerita wayang janaka, cerita wayang jawa intern bahasa jawa, kisah wayang golek jawa lengkap, cerita wayang jowo, cerita wayang jayadrata gugur, cerita wayang kelitik jabang tutuka, cerita wayang jatayu, cerita wayang jawa ramayana, narasi wayang kresna, cerita wayang kumbakarna, cerita wayang selerang bahasa jawa, cerita wayang kulit bahasa indonesia, narasi wayang kumbakarna gugur, narasi wayang selerang semar, kisah n komedi didong kresna dalam bahasa jawa, cerita n komedi didong kulit singkat, narasi wayang kerucil kulit ramalan katentreman, kisahan wayang lucu ,kisahan wayang limbuk, cerita wayang konseptual, cerita wayang kerucil laksmana, cerita n komedi didong menggelikan bahasa jawa, cerita wayang patung lahirnya wisanggeni, narasi wayang lahire abimanyu dalam bahasa jawa,narasi wayang lahirnya gatotkaca,cerita wayang golek lahire anoman,cerita wayang mahabarata bahasa jawa,cerita wayang kelitik mahabarata bahasa jawa ngoko,kisahan wayang beradab,cerita wayang kerucil maharsi wiyasa,narasi n komedi didong mahabarata dan ramayana,narasi wayang menggunakan bahasa jawa,kisah wayang mahabarata lengkap,narasi wayang kerucil mahabarata bahasa jawa pendek,cerita wayang patung semenjana,cerita wayang kelitik nakula,cerita wayang nakula sadewa,cerita wayang nakula dalam bahasa jawa,kisah n komedi didong nakula sadewa bahasa jawa,kisahan wayang golek nakula bahasa jawa,cerita wayang nakula dan sadewa,kisahan wayang patung nganggo basa jawa,kisah wayang nganggo bahasa jawa,cerita wayang nusantara,narasi wayang golek nakula nganggo basa jawa,cerita wayang orang,cerita wayang kelitik orang sriwedari,cerita wayang kerucil orang anoman obong,kisahan wayang patung basyar banyak diambil dari kisah,cerita menora mahabarata,kisahan wayang kelitik online
InYogyakarta, the story is rewritten with the title Baratayuda Purwakandha fibers in the reign of Sri Sultan Hamengkubuwono V. Writing begins on October 29, 1847 until July 30, 1848. Similar to the original version, ie version of the Mahabharata, the war was the culmination Baratayuda disputes between families headed by Puntadewa Pandava (or
Baratayuda adalah puncak dari kisah Mahabharata yang berasal dari India mengenai perseteruan dua kubu yang masih bersaudara, yaitu Pandawa dan Kurawa. Mahabharata adalah karya sastra kuno hasil tulisan Begawan Byasa atau yang dikenal juga sebagai Vyasa dari India, dan terdiri dari delapan belas kitab. Ada pula pihak yang meyakini bahwa Mahabharata sebenarnya adalah kumpulan dari banyak cerita yang terpisah – pisah dan dikumpulkan sejak abad ke 4 sebelum Masehi. Cerita Mahabharata mengenai konflik Pandawa yang berjumlah lima orang dan sepupunya Kurawa yang berjumlah seratus orang mengenai perebutan tahta pihak sama – sama merasa memiliki hak untuk menguasai Astinapura. Pertikaian kedua kelompok bersaudara ini sebagai bagian dari sejarah perang baratayudha telah terjadi sejak mereka lahir. Kisah ini bahkan diadaptasi ke dalam berbagai bahasa, termasuk kisah versi pewayangan Jawa oleh Mpu Sedah pada tahun 1157 atas perintah Jayabaya, yang tercantum dalam silsilah kerajaan Kediri sebagai salah satu Raja Kediri. Istilah Baratayuda diambil dari judul naskah ini dan menjadi bagian dari sejarah kerajaan Kediri, yaitu Bharatayuddha yang berbahasa Jawa kuno. Dalam versi Jawa, kisah perang ini mengalami beberapa perubahan disesuaikan dengan setting yang lebih cocok dengan latar belakang Jawa sehingga dianggap terjadi di pulau Perang BaratayudaUntuk mengetahui dan memahami penyebab perang Baratayuda, kita perlu menelusuri sejarah asal muasal kelompok Pandawa dan Kurawa terlebih dulu. Karena banyaknya tokoh dan faktor yang terlibat, penyebab perang Baratayuda tidak bisa digambarkan dengan satu kalimat sederhana saja. yang Asal usul masalah yang menjadi akar dan penyebab dari perang ini antara lain1. Persyaratan SatyawatiAwal mulanya harus kita lihat dari kisah Raja Sentanu, yang ingin mempersunting Satyawati , istri keduanya yang memberi syarat agar keturunannya yang memegang hak atas tahta Astinapura. Sentanu tidak dapat memenuhi hal tersebut karena ia telah memiliki Bisma, putranya dengan Dewi Gangga. Bisma kemudian berjanji kepada Satyawati bahwa ia tidak akan mengklaim tahta bahkan tidak akan menikah selamanya asalkan Satyawati mau menikah dengan ayahnya. Maka dari Sentanu dan Satyawati lahir dua putra, Citranggada yang menggantikan Sentanu menjadi Raja Kuru dan adiknya tewas dalam pertempuran dengan raja Gendarwa licik yang memiliki nama sama dengannya, yang menantangnya karena tidak mau tersaingi dengan raja lain bernama sama. Wicitrawirya kemudian menggantikan kakaknya sebagai Raja Kuru karena Citranggada tidak memiliki istri atau keturunan. Wicitrawirya kemudian menikah dengan Ambika dan Ambalika lalu mati dalam usia muda karena penyakit paru – paru tanpa memiliki anak. Kedua jandanya kemudian memiliki anak dalam ritual dengan Resi Byasa, yaitu Dretarastra putra Ambika dan Pandu putra Dendam GendariKisah ini bermula dari Pandu, yang membawa tiga orang wanita ke Astinapura, yaitu Kunti, Gendari dan Madrim. Pandu kemudian mempersilakan kakaknya Dretarastra yang buta untuk memilih salah satu wanita tersebut. Dretarastra memilih dengan menimbang berat ketiganya, lalu ia memilih Gendari karena memiliki bobot paling berat. Menurutnya, wanita yang berbobot berat akan mudah melahitkan banyak anak sesuai keinginannya. Hal ini menyebabkan Gendari sakit hati kepada Pandu sehingga bersumpah bahwa keturunannya akan menjadi musuh bagi anak – anak Pandu Konflik Di Masa Kanak – KanakAnak – anak Pandu dari Kunti dan Madri yang berjumlah lima orang disebut Pandawa, dan anak – anak Dretarastra dan Gendari yang berjumlah seratus orang tepatnya 99 putra dan 1 putri disebut Kurawa. Persaingan sudah terjadi sejak mereka semua masih kanak – kanak. Semuanya tinggal bersama – sama di dalam satu kerajaan di Astinapura. Konflik dimulai ketika Duryudana, putra tertua Kurawa menginginkan tahta Dinasti Kuru untuk dirinya dan merasa tidak mungkin mendapatkannya jika masih ada anak – anak Pandawa. Mulailah berbagai niat jahat timbul dalam diri Duryudana untuk menyingkirkan Pandawa dan ibunya, yang ia lakukan bersama Sangkuni, adik dari Percobaan Pembunuhan PandawaDuryudana dan pamannya berusaha menyingkirkan Yudhistira yang berhak menjadi Raja dan juga semua Pandawa lainnya dengan berbagai cara, termasuk melalui percobaan pembunuhan. Duryudana membuat alat pesta yang mudah terbakar dan mengundang Pandawa serta Kunti untuk berpesta. Disana mereka akan diminta untuk mengonsumsi minuman yang sudah dicampur obat tidur. Walaupun demikian, Pandawa dilindungi oleh pamannya Widura dan Kresna, sepupu mereka sehingga selalu selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Widura membocorkan rencana Duryudana. Pandawa dan ibunya kemudian melarikan diri ke hutan dan Keberadaan Drupadi dan Kesalahan YudistiraKedatangan Drupadi juga turut menjadi salah satu penyebab perang Baratayuda. Dalam pelariannya, Pandawa mendengar akan diadakannya sayembara di Kerajaan Panchala, dan siapapun pemenangnya akan menikahi putri Raja Panchala yaitu Drupadi. Sayembara berupa pertandingan memanah tersebut diikuti oleh Arjuna yang kemudian memenangkannya. Ketika Arjuna dan Bima membawa Drupadi pulang, mereka berkata telah mendapatkan hadiah yang terbaik. Kunti yang tidak mengetahui apa yang dibawa pulang lalu menyuruh mereka membagi rata sehingga Drupadi menjadi istri dari kelima pernikahan dengan Drupadi, Pandawa kembali ke kerajaan. Agar tidak terjadi lagi pertikaian maka kerajaan Kuru dibagi menjadi dua. Kurawa mendapatkan kerajaan utama di Astinapura sedangkan Pandawa mendapatkan Kurujanggala yang beribukota Indraprastha. Duryudana yang berkunjung ke istana Indraprastha yang megah tercebur ke kolam yang dikiranya lantai, lalu ditertawakan oleh yang dendam kepada Drupadi mencoba membalas dengan mengajak Yudistira yang sangat suka bermain dadu. Ia menyusun siasat licik agar Yudistira kalah dengan berbagai taruhan yang dimulai dari hal kecil sampai membuat Pandawa kehilangan harta dan kerajaannya. Pada akhirnya, Drupadi juga menjadi bahan taruhan. Kekalahan Pandawa membuat Duryudana bebas untuk mempermalukan Drupadi dengan mencoba menelanjanginya di depan umum. Namun berkat bantuan Kresna, selalu ada lapisan pakaian dibawah pakaian Drupadi yang dibuka oleh Dursasana, adik Duryudana. Bima yang marah bersumpah akan membunuh Dursasana dan meminum Pengasingan PandawaSetelah semua usaha yang gagal, maka Kurawa mencoba menipu para Pandawa dengan permainan dadu lagi. Syaratnya siapapun yang kalah harus meninggalkan istana selama 13 tahun. Yudistira kembali terkecoh. Kelicikan permainan menyebabkan Pandawa kalah sehingga mereka harus angkat kaki dari istana ke hutan. Dretarastra berjanji bahwa ia akan menyerahkan tahta kepada Yudistira setelah ia kembali kelak. Namun setelah masa pengasingan berakhir, Duryudana tidak mau menyerahkan Pandawa yang masih bersabar hanya meminta bagian sebanyak lima buah desa, namun itu pun ditolak mentah – mentah oleh Duryudana. Perilaku Duryudana tersebut akhirnya membuat Pandawa tidak bisa lagi menahan diri untuk berperang dan menjadi penyebab perang Baratayuda. Perang yang terjadi di Padang Kurusetra tersebut amat dahsyat dan luar biasa juga menimbulkan banyak sekali korban jiwa. Penyebab perang Baratayuda tersebut berakhir dengan sepuluh ksatria yang bertahan hidup, yaitu kelima Pandawa, Yuyutsu, Satyaki, Aswatama, Krepa dan Kertawarma. Yudhistira pada akhirnya dinobatkan sebagai Raja Kuru, dan menyerahkan tahta setelah beberapa lama kepada Parikesit, cucu Pandawa dan Drupadi kemudian mendaki gunung Himalaya untuk menjadi tujuan akhir perjalanan hidup mereka. Keempat Pandawa dan Drupadi meninggal di perjalanan, tinggal Yudistira sendiri yang berhasil mencapai puncak Himalaya dan diizinkan oleh Dewa Dharma untuk masuk surga sebagai manusia. Kisah Mahabharata ini memiliki unsur – unsur agama Hindu, sebagaimana sejarah candi arjuna, sejarah candi dieng, dan beberapa candi Hindu di Indonesia serta Candi peninggalan agama Hindu yang juga ada di negara kita.
cerita baratayuda versi bahasa jawa
CeritaWayang Arjuna Dalam Bahasa Jawa Word Rapidshare. from related CONCENT inks online CrossFit Cerita Wayang Arjuna Dalam Bahasa Jawa Word Rapidshare ->->->-> DOWNLOAD
100% found this document useful 1 vote105 views2 pagesDescriptioncerita wayang, baratayudha. jawa tengah, wayang kulit, pandhawa kurawaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote105 views2 pagesBaratayudhaDescriptioncerita wayang, baratayudha. jawa tengah, wayang kulit, pandhawa kurawaFull descriptionJump to Page You are on page 1of 2 You're Reading a Free Preview Page 2 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Xb592j.
  • id6b33uxq3.pages.dev/121
  • id6b33uxq3.pages.dev/349
  • id6b33uxq3.pages.dev/45
  • id6b33uxq3.pages.dev/282
  • id6b33uxq3.pages.dev/20
  • id6b33uxq3.pages.dev/28
  • id6b33uxq3.pages.dev/170
  • id6b33uxq3.pages.dev/27
  • id6b33uxq3.pages.dev/367
  • cerita baratayuda versi bahasa jawa